12 Mei 2009

Kisah Sepotong Kue


Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam, masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu, ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara, lalu menemukan tempat untuk duduk.

Sambil duduk wanita itu membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya, ia melihat lelaki disebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua kue yang berada diantara mereka. Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam.

Sementara Pencuri Kue yang pemberani menghabiskan persediaannya. Ia semakin kesal sementara menit - menit berlalu. Wanita itupun sempat berpikir: "kalau aku bukan orang baik sudah kutonjak dia!". Setiap ia mengambil satu kue, Si lelaki juga mengambil satu. Ketika hanya tersisa satu kue, ia bertanya - tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu. Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, Si lelaki mengambil kue dan membaginya dua.

Si lelaki menawarkan separo miliknya sementara ia makan yang separohnya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir: "Ya ampun orang ini berani sekali, dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterma kasih". Belum pernah rasanya ia begitu kesal. Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan. Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak menoleh pada si "Pencuri tak tahu terima kasih".

Ia naik pesawat dan duduk dikursinya, lalu mencari bukunya, yang hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan nafas dengan kaget. Disitu ada kantong kuenya, di depan matanya!!! Koq milikku ada disini erangnya dengan patah hati. Jadi kue tadi adalah milik lelaki itu dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih. Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu terima kasih. Dan dialah pencuri kue itu !

Dalam hidup ini kisah pencuri kue tadi sering terjadi. Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya.

Orang lainlah yang selalu salah

Orang lainlah yang patut disengkirkan

Orang lainlah yang tak tahu diri

Orang lainlah yang berdosa

Orang lainlah yang selalu bikin masalah

Orang lainlah yang pantas diberi pelajaran

Padahal….

Kita sendiri yang mencuri kue tadi

Kita sendiri yang tidak tahu terima kasih

Kita sering mempengaruhi, mengomentari, mencemooh penndapat, penilaian atau gagasan orang lain. Sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya.

0 Comments:

© free template 3 columns